Minggu, 13 Februari 2011

ALGA

5.      ALGAE
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.




PERTUMBUHAN BAKTERI

3.      PERTUMBUHAN  BAKTERI
Pada bakteri yang hidup berkoloni, pembelahan setiap selnya akan menambah jumlah anggota koloni. Penamabahan jumlah koloni bakteri disebut pertumbuhan baktei. Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
1)      Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum yaitu :
a)       Temperatur suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri antara 24oC – 30oC, namun demikian ada pula bakteri yang tumbuh baik pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi daripada suhu optimum rata-rata tersebut.
b)      Kelembapan. Bakteri dapat tumbuh baik pada lingkungan yang lembab.
Berdasarkan hal tersebut, untuk mencegah kerusakan bahan makanan karena aktivitas bakteri, bahan makanan tersebut harus di keringkan.
c)      Ketersediaan Cadangan makanan dan Zat-zat sisa metabolisme.
Makin berkurangnya cadangan makanan pada medium serta timbulnya zat sisa metabolisme bakteri akan mengganggu kehidupan bakteri itu sendiri sehingga pertumbuhan koloni bakteri terhambat.
d)     Zat kimia. Beberapa jenis zat kimia, misalnya antibiotik dan zat-zat kimia yang lain, ada yang dapat mematikan atau merusak dinding sel bakteri sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
e)      Sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet dapat mematikan bakteri dan juga mampu merusak struktur kromosom bakteri. Dengan demikian, sinar matahari dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
2)      Reproduksi Bakteri :
Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan bakteri. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri.
a.      Vegatatif/Aseksual
Pembelahan Biner
Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut.
1)      Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2)      Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3)      Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel.
b.      Para Seksual
1)      Transformasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi
Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
2)      Transduksi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
3)      Konjugasi
Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain melalui suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F )





KLASIFIKASI BAKTERI


2.      KLASIFIKASI BAKTERI
1)      Berdasarkan Bentuk
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri  kokus berdasarkan koloninya yaitu :
a.      kokus Bakteri Kokus (Coccus) :






a)      Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b)      Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c)      Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d)     Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e)      Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f)       Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
b.      basil Bakteri Basil (Bacillus) :






a)      Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b)      Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c)      Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai.
c.        Bakteri Spirilia (Spirillum) :


spirilia
 






a)      Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b)      Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c)      Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

2)      Berdasarkan Alat Gerak
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1.      Atrik : bila tidak memiliki flagella
2.      Monotrik : bila hanya berjumlah satu
3.      Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
4.      Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
5.      Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
3)      Berdasarkan Nutrisi Bakteri
Dengan dasar cara memperoleh makanan, bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Bakteri heterotrof: bakteri yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain. Bakteri saprofit dan bakteri parasit tergolong bakteri heterotrof.
b.      Bakteri autotrof adalah bakteri yang dapat mensistesis makanannya sendiri.
Dibedakan menjadi dua yaitu (1) bakteri foto autotrof dan (2) bakteri kemoautotrof.
4)      Berdasarkan Kebutuhan Akan Oksigen Bebas
Dengan dasar kebutuhan akan oksigen bebas untuk kegiatan respirasi, bakteri dibagi menjadi 2 yaitu :
ü  Bakteri aerob: memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya
ü  Bakteri anaerob : tidak memerlukan O2 bebas untuk kegiatan respirasinya.




STRUKTUR SEL BAKTERI


BAB II
PEMBAHASAN

Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang terdiri atas lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teichoic. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar, lipopolisakarida - terdiri atas membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasmik).
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan biofilm formation. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas dan magnetosom.
a.      Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1.      Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
2.      Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
b.      struktur-bakteri1Struktur dasar sel bakteri






struktur-bakteri1
Struktur dasar bakteri :
1.      Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.      Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3.      Sitoplasma adalah cairan sel.
4.      Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.      granulaGranula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.






       Granula
c.       Struktur Tambahan Bakteri :
1.      Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2.      Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3.      Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4.      Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5.      Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6.      Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.





VIRUS

4.    V I R U S Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). a.    Sejarah  Penemuan Virus  Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.  Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer antar tanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.  Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.  Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.   b.    Ciri – Ciri Virus  Virus berukuran sangat kecil berkisar antara 0,05 – 0,2 µm atau 50 kali lebih kecil daripada ukuran bakteri. Ukurannya yang demikian kecil menyebabkan virus tidak dapat di lihat dengan mikroskop cahaya dan dapat melewati filter bakteri. Dalam hal ini, virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.         Gambar :  Ukuran tubuh mikrob (Perbandingan ukuran tubuh sel eukariotik, sel  prokariotik, dan virus  virus dapat dikatakan makhluk hidup karena memiliki materi genetika dan kemampuannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel hidup. Karena keterbatasannya untuk memperbanyak diri di dalam sel-sel hidup dan dapat menyebabkan penyakit, virus sering dianggap sebagai parasit obligat intraseluler. Di dalam sel inang, virus dapat bersifat mematikan atau menyebabkan DNA inang menjadi inaktif. Selanjutnya virus menggunaan DNA atau RNA-nya sendiri untuk mengintruksi sel-sel inang membuat salinan-salinan baru dari virus.  Setiap tipe virus memiliki dua bagian utama, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam terdiri atas materi genetika, sedangkan bagian luar adalah berupa selubung protein atau lebih dikenal dengan sebutan kapsid.  Materi bgenetika atau asam nukleat pada virus dapat berupa DNA saja atau RNA saja, tidak kedua-duanya. Kedua asam nukleat tersebut dapat tersusun dari rantai tunggal atau rantai ganda dengan bentuk memanjang atau melingkar.         (a)            (b)            (c)                (d) Gambar : Struktur virus (a)    Virus dengan kapsid heliks (TMV) (b)    Kapsid polihedral (adenovirus), (c)    Kapsid poluhedral hanya pada bagian kepala (bakteriofaga, dan (d)    Materi genetika dilindungi oleh kapsid heliks dan sampul (virus influenza)   Kapsid adalah bagian luar virus yang berfungsi melindungi materi genetika di dalamnya. Kapsid tersusun dari sejumlah subunit protein yang disebut kapsomer. Setiap virus memiliki kapsomer yang berbeda. Misalnya, virus mosaik mengandung lebih dari seribu kapsomer dan adenovirus sebanyak 252 kapsomer. Kapsid juga berfungsi memberi bentuk pada virus sehingga kita mengenal beberapa bentuk virus. Misalnya, bentuk batang (virus mosaik atau TMV), berbentuk polihedral (virus adenovirus), dan berbentuk huruf T (virus T atau bakteriofaga atau faga). Virus T termasuk virus kompleks karena memiliki struktur kepala (berupa kapsid berbentuk polihedral) dan ekor. Kapsid bersama genom virus disebut nukleokapsid.  Skema Struktur Virus         Beberapa virus dikenal memiliki selubung paling luar yang disebut sampul. Sampul tersusun dari bahan lipoprotein yaitu suatu derivat dari permukaan membran sel inang. Sampul berguna untuk membantu virus menginfeksi inangnya. Beberapa virus yang memimiliki sampul adalah virus flu, virus herpes, dan beberapa virus lainnya yang di temukan pada hewan. Virus tanpa sampul dikenal sebgai virus telanjang.   c.    Reproduksi Virus Reproduksi virus terjadi dengan cara penggandaan materi genetika inang. Reproduksi virus demikian disebut replikasi. Pada saat berreproduski, virus menggunakan enzim, ribosoom, dan nutrien sel inangnya untuk membuat salinan materu genetika dan protein kapsid. Artinya ketika bereproduksi (bereplikasi) virus mengambil alih metabolisme sel inang untuk membentuk materi genetika virus itu sendiri. Selanjutnya, komponen-komponen tersebut terakumulasi membentuk sejumlah besar virion-virion yang kemudian meninggalkan sel inang untuk menginfeksi inang-inang yang baru.  Pada tahun 1940-an, para ilmuwan mempelajai faga-faga yang melakukan replikasi di dalam tubuh  E. coli. Dalam hal ini, mereka menemukan bahwa replikasi faga terjadi melalui dua tipe  daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik.  a)    Siklus Litik   Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya. Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu :  -     Adsorbsi Penetrasi Tahap adsorbsi yaitu penempelan virus pada inang. Virus mempunyai reseptor protein untuk menempel pada inang spesifik. Setelah menempel, virus kemudian akan melubangi membran dari sel inang dengan enzim lisozim. Setelah berlubang, virus akan menyuntikkan DNA virusnya kedalam sitoplasma sel inang. -    Replikasi (Biosintesis)  Setelah disuntikkan kedalam sel inang, DNA dari virus akan menonaktifkan DNA sel inangnya dan kemudian mengambil alih kerja sel inang, lalu menggunakan sel tersebut untuk memperoleh energi dalam bentuk ATP untuk melanjutkan proses reproduksinya. DNA dari virus, akan menjadikan sel inang sebuah tempat pembentukan virus baru, kemudian DNA akan mengarahkan virus untuk menghasilkan protein dan mereplikasi DNA virus untuk dimasukkan ke dalam virus baru yang sedang dibuat. Molekul-molekul protein (DNA) yang telah terbentuk kemudian diselubungi oleh kapsid, kapsid dibuat dari protein sel inang dan berfungsi untuk memberi bentuk tubuh virus. -    Lisis Tahap lisis terjadi ketika virus-virus yang dibuat dalam sel telah matang. Ratusan virus-virus kemudian akan berkumpul pada membran sel dan menyuntikkan enzim lisosom yang menghancurkan membran sel dan menyediakan jalan keluar untuk virus-virus baru. Sel yang membrannya hancur itu akhirnya akan mati dan virus-virus yang bebas akan menginvasi sel-sel lain dan siklus akan berulang kembali. b)    Siklus Lisogenik Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik. Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk provirus. Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu : -    Adsorpsi dan Penetrasi Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel. -    Penyisipan Gen Virus Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi. -    Pembelahan Sel Inang. Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak.            d.    Klasifikasi Virus Pengklasifikasian virus dalam bentuk taksnonomi memiliki banyak kesulitan jika dibandingkan dengan kehidupan tingkat tinggi. Namun, pada tahun 1966, para virologis berhasil membentuk suatu badan Internasional untuk taksonomi virus.  Dalam mengklasifikasi virus, para ilmuwan menggunakan beberapa pendekatan. Sebagian ilmuwan mengklasifikasikan virus berdasarkan jenis sel inang dan jenis materi genetika. Sebagian ilmuwan lain melakukannya dengan cara yang lebih lengkap, terutama terhadap virus yang menginveksi hewan.      Klasifikasi Virus Berdasarkan Sel Inang] Berdasarkan jenis sel inangnya, virus dapat di klasifikasikan atas :      Virus hewan Merupakan virus yang menginveksi sel hewan atau manusia. Contohnya, rhabdovirus, roussarcoma virus (RSV), new castle disease virus (NCDV), herpes simplex virus (HSV), influenza virus, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV).           Virus Tumbuhan  Meruoakan virus yang menginfeksi tumbuhan. Contohnya, tungro virus, citrus vein phloem degenaration (CVPD), dan tobacco mosaic virus (TMV).      Virus bakteri  Merupakan virus yang menginveksi sel bakteri. Contohnya, bakteriofaga atau faga.     Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Materi Genetika dan Cara Reproduksinya virus di bedakan atas beberapa kelas (kelompok). Cara pengklasifikasian demikian di kenal juga sebagai klasifikasi Baltimore (nama orang yang pertama kali memperkenalkannya). Klasifikasi Baltmore Kelas    Asam Nukleat    Cara Reproduksi    Contoh I II III IV  V VI    DNAug DNAut (+) RNAug RNAut (+)  RNAut (-) RNAut (+)    Replikasi Replikasi Replikasi Replikasi   Replikasi Transkrip balik    Virus herpes, adenovirus Virus MVM. M13 Reovirus Virus polio, virus penyakit kuku dan mulut ternak Virus Rabies  Virus teteo, virus leukimia, virus AIDS           Klasifikasi virus berdasarkan asam nukleat yang dikandung virus. beberapa virologis lainnya telah mengelompokkan virus berdasarkan tipe-tip asam nukleat yang di kandung virus, simetri kapsid, ada tidaknya sampul kapsomer, ukuran virus dan jumlah kapsomer. Cara pengklasifikasian demikian terutama dilakuakn terhadap viru – virus yang menginfeksi hewan.  Klasifikasi Virus – Virus Yang Menginfeksi Hewan Sampai Tingkat Famili Tipe Asam Nukleat     Simetri Kapsid    Sampul Kapsomer    Ukuran (nm)    Jumlah    Famili  RNA    Kubus Kubus Heliks Heliks Tidak beraturan    - + + + +    60-80 60-70 80-120 60-220 80-100    32 32 - - -    Reoviridae Togaviridae Orthomyxoviridae Coronaviridae Retroviridae  DNA    Kubus Kubus Kubus Kompleks    - + + -    70-90 40-50 120-200 230-300    252 - 162 -    Adenoviridae Hepadnaviridae Herpesviridae Poxviridae   e.    Peranan Virus Dalam Kehidupan  Kehadiran virus turut mewarnai kehidupan dengan berbagai fenomena yang ditimbulkannya. Pada umumnya kehadiran virus lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan manfaatnya.  Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik (penyembuh).  David Sanders, seorang profesor ¬biologi pada Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Dalam temuannya, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola (Virus yang secara spesifik menyerang paru-paru) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), yaitu suatu  penyakit yang mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh, penderita penyakit tersebut disebabkan oleh virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih.      Gambar :    (a) Struktur virus HIV (b) Mekanisme replikasi HIV pada saat menyerang sel darah putih  Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan. Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit atau hasil panennya yang berkurang.

SAMPAH

1.      Pembuangan Sampah
            Yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat atau benda yang sudah tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Sampah ini dibagi dalam:
a.       Garbage adalah sisa-sisa pengolahan atau sisa makanan yang mudah membusuk
b.      Rubbish adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia maka perlu pengaturan pembuangannya.
Dari sampah ini harus diperhatikan:
1.      Penyimpanannya (storage)
2.      Pengumpulan (collection)
3.      Pembuangan (disposal)
2.      Penyimpanan Sampah
            Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter kubik. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di pojok dapur, karena akan merupakan gudang makanan bagi tikus-tikus sehingga rumah banyak tikusnya.
Tempat sapah sebaiknya:
  • Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
  • Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau bintang-bintang lainnya seperti tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
  • Ditempatkan di lur rumah
3.      Pengumpulan Sampah
            Pengumpulan sampah dapat dilakukan:
1.      Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masimg untuk dibuang pada tempat tertentu.
2.      Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan menggunakan truk sampah atau gerobak sampah.


3.      Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton, plastik.
4.      Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara
a.       Land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah
b.      Sanitari land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup untuk mencegah pengorekan oleh anjing, tikus, dan binatang-binatang lainnya.
c.       Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudian dibakar sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak:
·         Asapnya mengotori udara
·         Bila tidak terbakar sempurna sisanya berceceran ke mana-mana
d.      Inceneration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Incinerator ini mempunyai bagian-bagian:
·         Tempat pengumpulan sampah
·         Ruang pengeringan
·         Ruang pembakaran
·         Cerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekali tapi biayanya mahal.
e.       Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling atau dihaluskan dengan alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah digiling ini sampah jadi tidak disukai lagi baik oleh serangga maupun tikus-tikus.
f.       Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara maju misalnya di Amerika serikat.

Pada prinsipnya:
·         Mula-mula sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih dahulu.
·         Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos yang digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pembusuk berlangsug dengan baik.
g.      Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran, ampas pembuatan tapioka, ampas pembuatan tahu dan sebagainya. Diberikan kepada ternak sebagai makanan.
h.      Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah maka bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai, diambil lagi. Misalnya kertas, gelas, logam, dan sebagainya.
4.      Perumahan
            Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan keadaan hygiene dan sanitasi lingkungan. Seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam masyarakat.
Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow:
a.       Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
b.      Harus memenuhi kebutuhan psikologis
c.       Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
d.      Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit.
  1. Memenuhi kebutuha fisiologis
1.      Suhu ruangan
Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah. Sebaiknya tetap berkisar antara 18-20oC.
·         Suhu udara luar
·         Pergerakan udara
·         Kelembaban udara
·         Suhu benda-benda di sekitarnya
Pada rumah-rumah modern, suhu udara ini dapat diatur dengan air conditioning.
2.      Harus cukup mendapat penerangan
Harus cukup mendapatkan penerangan baik siang maupun malam hari. Yang ideal adalah penerangan listrik. Diusahakan agar ruangan mendapatkan sinar matahari terutama pagi hari.
3.      Harus cukup mendapatkan pertukaran hawa (ventilasi)
Pertukaran hawa yang cukup menyebabkan hawa ruangan tetap segar (cukup mengandung oksigen)
4.      Harus cukup mempunyai isolasi suara
Dinding ruangan harus kedap suara, baik terhadap suara-suara yang berasal dari luar maupun dari dalam.
  1. Memenuhi kebutuhan psikologis
a.       Keadaan rumah dan sekitarnya cara pengaturanya harus memenuhi rasa keindahan sehingga rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
b.      Adanya jaminan kebebasan yang cukup bagi setiap anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut.
c.       Untuk tiap anggota keluarga, terutama yang mendekati dewasa harus mempunyai ruangan sendiri-sendiri sehingga privacynya tidak terganggu.
d.      Harus ada ruangan untuk menjalankan kehidupan keluarga di mana semua anggota keluarga dapat berkumpul.
e.       Harus ada ruangan untuk hidup bermasyarakat jadi harus ada ruangan untuk menerima tamu.
  1. Menghindari terjadinya kecelakaan
a.       Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak mudah ambruk.
b.      Saran pencegahan terjadinya kecelakaan di sumur, kolam dan tempat-tempat lain terutama untuk anak-anak.
c.       Diusahakan agar tidak mudah terbakar.
d.      Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas.
  1. Menghindari terjadinya penyakit
a.       Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitas.
b.      Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik.
c.       Harus dapat mencegah perkembangbiakan vektor penyakit seperti nyamuk, lalat, tikus, dan sebagainya.
d.      Harus cukup luas. Luas kamar tidur ± 5 m2 perkapita perluas lantai.
Hubungan rumah yang terlalu sempit dan kejadian penyakit
a.       Kebersihan udara
b.      Fasilitas dalam rumah untuk tiap orang akan berkurang
c.       Memudahkan terjadinya penularan penyakit
d.      Privacy dari tiap anggota keluarga terganggu.
Kesehatan harus dimulai dari rumah
Rumah adalah pusat kesehatan keluarga karena.
a.       Rumah merupakan tempat di mana anggota-anggota keluarga berkumpul dan saling berhubungan
b.      Rumah bukan hanya tempat istirahat, melainkan juga tempat untuk mendapatkan kesenangan, kecintaan, dan mendapatkan kebahagiaan.
5.      Pembasmian Binatang-Binatang Penyebar Penyakit
            Pembasmian binatang penyebab penyakit merupakan salah satu cara untuk memutuskan rantai penularan, dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
            Usaha pembasmian erat sekali hubungannya dengan perbaikan cara pembuangan kotoran, sampah, air limbah dan perbaikan perumahan.
  1. Pemberantasan Nyamuk
Dengan jalan:
a.       Meniadakan tempat-tempat nyamuk bertelur yaitu dengan meniadakan air-air tergenang baik pada tanah-tanah yang rendah, kaleng-kaleng kosong yang berisi air hujan dan sebagainya.
b.      Membunuh larva nyamuk dengan menggunakan larvarida atau memelihara ikan pemakan jentik-jrntik.
c.       Membunuh imagonya dengan mempergunakan insektisida.
  1. Pemberantasan Lalat
Lalat (musca domestica) betelur dan mencari makan pada zat-zat organik yang sedang membusuk. Misalnya pada feces dan carbage. Karena itu lalat banyak terdapat di tempat-tempat di mana banyak sampah dan pembuangan kotoran yang tidak teratur. Lalat berkembangbiak dengan jalan bertelur, jumlah telurnya dari seekor lalat lebih dari 2000 butir
Pemberantasan lalat dijalankan dengan:
a.       Perbaikan hygiene ligkungan terutama perbaikan cara pembuangan sampah dan kotoran.
b.      Membunuh lalat dengan insektisida.
  1. Pemberantasan Tikus dan Kutunya
Selain dapat menyebabkan penyakit. Tikus jga merugikan karena sering merusak tanaman misalnya padi, merusak pakain dan barang-barang lainnya.
Penyakit yang dapat disebabkan tikus dan kutunya antara lain:
·         Pes disebabkan bakteri pasteurella pestis.
·         Penyakit weil disebabkan bakteri leptospira leterohae morrhagica
·         Morine typhus disebabkan oleh rickettsia mooseri.
Pemberantasan tikusdijalankan dengan.
·         Memperbaiki konstruksi rumah sehingga tidak ditempati tikus-tikus
·         Meniadakan sumber makanan bagi tikus-tikus
·         Peracunan
·         Dengan perangkap tikus.
·         Fumigasi dengan gas: HCN
·         Secara alami misalnya oleh kucing.
6.      Sanitasi Makanan Dan Minuman
            Untuk memelihara kesehatan masyarakat perlu sekali pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan-bahan makanan dan minuman agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat.
            Hal-hal yang dapat membahayakan itu antara lain:
a.       Zat-zat kimia yang bersifat racun
b.      Bakteri-bakteri fatogen dan bibit penyakit lainnya.
c.       Parasit-parasit yang berasal dari hewan.
d.      Tumbuh-tumbuhan yang beracun.
(1)   Zat-zat kimia yang bersifat racun
Zat-zat kimia yang bersifat racun dapat berada dalam makanan karena kelalaian, misalnya salah menempatkan racun tikus, ataupun sebagai akibat pertumbuhan bakteri-bakteri dalam makanan.
(2)   Bakteri-bakteri fathogen dan bibit penyakit lainnya
Bakteri fathogen dan bibit penyakit lainnya dapat berada pada makanan dan minuman dengan beberapa cara.
·         Dipindahkan lalat dari feces yang terbuka
·         Makanan misalnya sayuran dicuci dalam air kali
·         Makanan atau minuman berasal dari hewan sakit.
·         Makanan disediakan oleh orang yang mengandung bibit penyakit
(3)   Parasit-parasit yang berasal dari hewan
Parasit-parasit yang berasal dari hewan terutama cacing misalnya:
·         Taenia saginata dari sapi
·         Taenia solium dari babi
·         Taenia echinococcus dari anjing
·         Trichinella spiralis dari ternak
·         Diphylobotrium latum dari ikan
(4)   Tumbuh-tumbuhan yang beracun
Beberapa tumbuhan yang mengandug racun yang akan membahayakan manusia bila dimakan. Misalnya beberapa jenis jamur:
·         Amanita phalloides
·         Amanita muscaria
·         Agarius campestris.
Untuk mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang disebabkan karena sanitasi makanan dan minuman yang buruk maka dilakukan usaha-usaha

(a)    Pendidikan dan peneragan kepada masyarakat tentang perlu cara hygiene dan sanitasi makanan atau minuman.
Antara lain:
·         Makanan/minuman harus dimasak sampai matang.
·         Jangan makan makanan yang telah dirubung lalat.
·         Harus selalu menjaga kebersihan makanan beserta alat-alat makan pada umumnya. Dan sebagainya.
(b)   Pengawasan terhadap hewan-hewan potong
Hanya hewan-hewan yang sehatlah yang boleh dipotong dan dagingnya boleh diperdagangkan kepada masyarakat.
(c)    Susu sapi dan hasil-hasilnya.
·         Pengawasan terhadap penjualan dan pengedaran susu sapi kepada konsumen
·         Sapi yang menderita TBC tidak boleh diperah susunya  bila diperah juga susunya harus dimasak dulu baru dijual.
(d)   Pengawasan terhadap pembuatan bahan makanan dan minuman pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman.
Maksudnya ialah agar hasil produksi perusahaan-perusahaan ini tidak membahayakan konsumennya (masyarakat)
·         Bahan baku yang dipergunakan pada perusahaan.
·         Alat-alat perlengkapan yang digunakan.
·         Cara kerja dalam pengolahan.
·         Kesehatan dan kebersihan para karyawannya.
·         Cara penyimpanan dan pengiriman bahan makanan dan minuman yang sudah jadi..
·         Hygiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan sampah, sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
(e)    Pengawasan kebersihan pasar dan tempat pemotongan hewan.
(f)    Pengawasan terhadap kebersihan restoran dan hotel



7.      Pengotoran Udara (air pollution)
Ø  Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama di negara-negara industri di mana banyak terdapat pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor
Pengotoran udara ini dapat terjadi karena:
·         Proses-proses pembakaran dari pabrik-pabrik, dan kendaraan bermotor.
·         Debu tanah.
·         Virus dan bakteri dari pernapasan pederita.
·         Tepung sari dan spora tumbuhan.
Ø  Sifat fisik dari benda yang mengotori udara dapat berupa debu, gas atau uap.
Zat-zat kimia yang berbahaya yang mengotori udara antara lain: SO2, H2S, HF, HCL,CO, CO2, NO, NO2, O3.
·         Zat-zat hidrocarbon, senyawa-senyawa aldehid, senyawa-senyawa keton, senyawa-senyawa nitrat.
·         Debu-debu logam seperti seng, timag, arsen, silika.
·         Debu kapas, debu asbest.
·         Tepung sari dan spora tumbuhan.
Ø  Pengaruh pengotoran udara terhadap kesehatan masyarakat
a.       Akibat yang segera
Pengotoran udara dapat menyebabkan sakit mendadak bahkan menimbulkan kematian karena pengotoran udara oleh H­­­­­­­­­2S.
b.      Akibat yang tidak segera
Udara kotor yang terhirup pada pernapasan akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga memudahkan terserang suatu penyakit. Debu-debu seperti debu kapas pada perusahaan tekstil, debu silika dari tanah, debu asbest bila terhirup ke dalam paru-paru akan tertimbun mengotori paru-paru mengotori paru-paru dengan segala akibatnya seperti sesak nafas, batuk-batuk, lekas lelah, daya kerja yang menurun dan sebagainya
c.       Pengaruh lain
Di samping mempunyai pengaruh buruk terhadap menusia, juga berakibat buruk pada hewan dan tumbuhan. Senyawa florida yang menempel pada rumput-rumput bila termakan ternak, akan menyebabkan ternak menjadi kurus, produksi susunya berkurang dan sebagainya. Tumbuh-tumbuhan yang halus seperti bunga-bungaan, tomat mudah rusak karena udara kotor. Debu-debu di udara juga mengotori pakaian dan alat-alat rumah tangga.
Ø  Usaha-usaha pencegahan pengotoran udara
Untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya-bahaya pengotoran udara maka dilakukan usaha-usaha:
1.      Terhadap udara kotor dari perusahaan-perusahaan
Udara kotor yang akan dibuang ke udara bebas harus diolah terlebih dahulu.
Pengolahan yang dapat dilakukan adalah.
a.       Untuk udara yang mengandung gas atau uap
1)      Dengan cara mencuci
Udara dialirkan ke dalam air atau cairan yang mudah bereaksi dengan gas atau uap yang terdapat dalam udara kotor tersebut sehingga terikat.
2)      Dengan jalan membakar
Yaitu dengan cara melewatkan udara kotor melalui alat pembakar agar tebakar sempurna.
b.      Untuk udara yang emgandung debu atau aerosol
1)      Kamar pengendap
Udara yang dubuang dialirkan ke dalam kamar pengendap agar debu-debunya mengendap.
2)      Perangkap kelembaban
Taitu alat yang ketika udara kotor melewatinya akan berubah arahnya sehingga partikel-partikel yang ada di dalamya tidak ikut terus dengan aliran udara.
3)      Cyclone
Yaitu ruang yang dilewati udara kotor secara melingkar-lingkar sehingga partikel-partkel yang terdapat di dalamnya melekat di dinding.


4)      Presipitasi dinamis
Seperti baling-baling yang menyebabkan partikel-partikel terhempas dan terkumpul di sekitar baling-baling.
5)      Saringan
Berupa saringan yang akan menahan partikel-partikel yang terdapat di udara kotor.
6)      Presipitas listrik
Terjadi pengendapan debu-debu karena adanya perbedaan tegangan listrik di antara dua kutub listrik.
2.      Terhadap udara kotor dari kendaraan kendaraan bermotor
a.       Diusahakn untuk lebih banyak mempergunakan bahan bakar yang sedikit mungkin mengotori udara.
b.      Dengan memperbaiki dan memperlebar jalan-jalan sehingga arus lalulintas tetap lancar.
c.       Mengatur arus lalulintas sedemikian rupa sehingga kendaraan-kendaraan tertentu saja yang  boleh lewat di tengah kota.
Yang ideal adalah tenaga listrik baik sebagai tenaga penggerak mobil maupun untuk keperluan rumah tangga karena tidak menimbulkan pengotoran udara.
3.      Dengan penghijauan kota-kota.
Karena siang hari tumbuh-tumbuhan mengadakan fotosintesis, dimana tumbuhan mengambil CO2 dari sisa pembakaran dan menghasilkan O2 yang berguna untuk manusia, maka penghijauan kota-kota sangat membantu dalam usaha pencegahan pengotoran udara.
Usaha ini akan mencapai hasil yang sebesar-besarnya bila mendapat bantuan dari segenap warga masyarakat, misanya dengan menanam rumput dan pepohonan di halaman rumah.
4.      Oleh alam
Hujan mentebabkan kotoran udara berkurang karena turun bersama air hujan
Angin menyebabkan kotoran di udara tersebar luas sehingga konsentrasinya menurun dan tidak membahayakan kesehatan.

8.      Bahaya Rediasi Dari Zat-Zat Radio Aktif
            Zat radioaktif dapat menyebabkan penyakit akut dengan dosis besar (lebih dari 600 rad) dapat menyebabkan kematian dengan segera.
Dengan dosis rendah dapat menyebabkan:
·         Penyakit-penyakit darah seperti anemia, leukopenia.
·         Kemandulan.
·         Kerusakan pada bayi yang sedang dikandung sehingga dapat menyebabkan keguguran atau terjadinya kecacatan.
·         Menimbulkan terjadinya kanker.
9.      Usaha Kesehatan Sekolah
            Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat sekolah, yaitu anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya
Dasar titik tolak mengapa UKS perlu dijalankan
1)      Golongan masyarakat usia (6-18 tahun) merupakan bagian yang besar dari penduduk indonesia (± 29%), diperkirakan 50% dari jumlah tersebut adalah anak sekolah.
2)      Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru, serta orang tua murid merupakan masyarakat yang paling peka terhadap pengaruh modernisasi dan tersebar merata di seluruh Indonesia.
3)      Anak-anak dalam taraf pertumbuhandan perkembangan sehingga masih muda dibina dan dibimbing.
4)      Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha-usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya karena masyarakat sekolah:
·         Prosentasenya tinggi
·         Terorganisir sehingga lebih mudah dicapai
·         Peka terhadap pendidikan dan pembaharuan
·         Dapat menyebarkan modernisasi
5)      Masyarakat sehat yang akan datangadalah merupakan wujud dari sikap kebiasaan hidup sehat serta keadaan kesehatan yang dimiliki anak-anak masa kini.
6)      Pembinaan kesehatan anak-anak sekolah (jasmani, rohani, dan sosial) merupaka suatu invesment dalam bidang man power dalam negara dan bangsa indonesia.
7)      Undang-undang NO. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan bab 1 pasal 3 dan bab II pasal 9 ayat 2 serta undang-undang No. 12 tahun 1954 tentang pokok pendidikan
Tujuan Usaha Kesehatan Masyarakat
  1. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
a.       Bangunan dan perlengkapan sekolah yang sehat
b.      Kebersihan ruangan dan halaman sekolah
c.       Tersedianya kakus dan air yang memenuhi syarat kesehatan
d.      Hubungan yang baik antara guru, murid dan masyarakat atau orang tua murid
  1. Pendidikan kesehatan
a.       Pendidikan tentang kesehatan perorangan dan lingkungan
b.      Pendidikan tentang pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
c.       Pendidikan tentang makanan sehat dan hidup yang teratur
d.      Pendidikan tentang sikap yang baik dan kebiasaan-kebiasaan yang rapih.
e.       Pendidikan tentang pencegahan kecelakaan.
  1. Usaha peeliharaan kesehatan di sekolah
a.       Pemeriksaan kesehatan perorangan dan lingkunagan secara berkala.
b.      Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (vaksinasi dan sebagainya)
c.       Usaha kesehatan gigi sekolah
d.      Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perawatan khusus ke pihak yang lebih ahli.
e.       P3K dan pengobatan sederhana.

teman setia